Senin, 24 Desember 2012

STANDING PARTY'

BEBERAPA kali mendatangi kenduri perkawian teman,ada yang menarik.Gedung mewah,undangan banyak,makanan berlimpah,dan sajian musik yang bagus.Sayang,tren sekarang "standing party" alias makan berdiri.Tak banyak kursi yang disediakan si empunya hajat.Saya maklum,sekarang zaman modern.

Pesta perkawinan di gedung banyak dikonsep standing party.Si empunya hajat sih via master ceremony sudah minta maaf kalau konsep ini menjadikan tetamu pada berdiri,
termasuk saat menegu minuman dan mengudap makanan.

Buat saya,standing party itu kurang menghargai tamu.Alangkah banyak orang tua yang datang dan terpaksa berdiri satu hingga tiga jam di acara yang berkonsep Barat itu. Kasihan mereka menahan beban tuh yang kian renta karena berdiri.Apa sih susahnya menyiapkan kursi yang refresentatif.Toh gedungnya maha luas.Jangan sampai karena ikut tren,tuan rumah tidak menghormati tamu.Tamu itu urgen dalam setiap kendurian.Bayangkan kalau satu orang pun tak ada yang mau datang.Sebuah pesta menjadi tidak berarti.Justru tetamu itulah yang membuat pesta berkesan.Saat menyalami mempelai mereka ikut mendoakan.

Sebuah pesta yang sakral semestinya dijaga juga upaya menghargai tamu,termasuk juga menyiapakan kursi yang banyak.Meski sudah diniatkan standing party,lihat saja alangkah banyak tamu yang makan tetap duduk.Entah disudut-sudut gang,anak tangga,bahkan di selasar gedung.Beberapa malah membawa makanan ke mobil dan motornya.Itu bukti satnding party itu tidak pas di Indonesia.

Apa sih susahnya menyiapkan kursi.Toh gedung mahal saja sanggup dibayar,masak sekedar kursi tak mau menyiapkan.Ini Indonesia,bukan negeri Paman Sam atau Eropa.
Jadi,pestanya juga disesuaikan dengan kultur masyarakat setempat.

Tamu yang datang memang sadar penuh bahwa wajib datangjib hukumnya datang jika diundang.Tapi tetamu juga wajib dimanusiakan,dihargai,dan diberikan kursi.Jadinya klop.
Tamu datang dengan ungkapan syukur,tuan rumah juga menjamu tetamu dengan pantas dan manusiawi. ###

Tidak ada komentar:

Posting Komentar