INI cerita yang saya ulang dari
nasehat seorang penceramah dalam suatu kesempatan.Ada seorang ibu.Ia
punya dua anak.Anak pertama pekerjaanya berjualan es.Anak kedua
penghasilannya didapat dari menjual jas hujan.
Setiap
musim kemarau,si ibu tadi memikirkan anaknya yang berjualan jas.Ia
berpikir alangkah kasihan anaknya itu.manakah ada dimusim kemarau orang
mau membeli jas hujan.Sepanjang musim kemarau,hanya sedikit yang membeli
jas hujan.Sebaliknya saat musim hujan,si ibu memikirkan anaknya yang
berjualan es.Pikir si ibu,alangkah sedikit orang yang membeli es di
musim hujan yang membuat cuaca sangat dingin.
Tiada
satupun musim yang biasa disyukuri sang ibu.Mungkin itu sangking
cintanya ibu kepada dua putranya.Padahal,ada yang menarik dari cerita
dua musim dan dua anak tersebut.Andai si ibu mau membalik cara
berpikirnya,hakulyakin hanya kesyukuran yang didapatkan.Misalnya,saat
musim hujan.Mestinya ia mensyukuri musim itu.Sebab,di musim hujan ada
banyak yang membutuhkan jas hujan.Anak si ibu yang menjual jas hujan
sudah pasti mendapat keuntungan yang banyak.
Sebaliknya
saat kemarau,si ibu bersyukur bahwa jajanan es anaknya banyak dibeli
orang yang membeli es yang dijajakan sang putra.Dua musim,dua
kesyukuran.Hanya dengan mengubah cara pandang,kesyukuran itu bisa kita
rasakan.
Sekarang
musim hujan.Ibu tadi sedang senang karena jas hujan anaknya banyak
dibeli orang.Si ibupun bersyukur.Kita juga senantiasa bersyukur bahwa
Allah masih memberikan musim hujan.Setidaknya buat saya dan jiran,musim
hujan membuat air sumur di rumah-rumah warga melimpah.Tak perlu meminta
air atau mengunjalnya dari rumah tetangga.itu juga bentuk kesyukuran.
Soal
hujan yang tidak henti sejak pagi,itu hal yang memang sudah menjadi
ketentuan-Nya.Kalau hendak kekantor dan hari masih hujan,belilah jas
hujan yang dijual anak si ibu dalam cerita tadi.Setidanya itu membantu
anak-beranak dalam melanjutkan kehidupannya.Selamat menikmati hujan.
####
Adian Saputra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar