Selasa, 10 April 2012


LARAS BAHASA,,, Lampost 11-04-2012

"Japri"
oleh : Adian Saputra

BEBERAPA teman menggunakan kata "japri" saat ada info yang sifatnya sangat pribadi di jejaring sosial dan group BlackbeBerry Mesenger.Awalnya saya tidak ngeh,apa sih japri itu.Kalau japra sih tahu.Biasanya,lema itu dipakai saat mengumpat teman yang rada kurang nyambung saat diajak ngobrol.”Ah,kamu mah japra,gitu aja ngak tahu.''Demikian kata japra itu digunakan dalam bahasa lisan.
Tapi japri ini apa?istri saya yang memberi tahu.Ternyata, japri itu akronim dari”jaringan pribadi”.Maksudnya untuk hal yang sifatnya privasi,informasi jangan disampaikan ke ruang terbuka.Lebih baik hal itu disampaikan secara pribadi.
Japri itu namanya.
Misalnya menanyakan hal yang pribadi di grup pertemanan di Facebook atau grup BlackBerry Messenger,Lebih baik kita kirim pesan saja ke kotak pribadi di jejaring sosial atau nomer ponsel pribadinya.Saya kemudian mengerti,rupanya itulah makna
japri.
Jadul banget ya?japri saja tidak tahu.
Jadul juga akronim lo,
jaman dulu.Tulisan “jaman”-nya sudah pasti salah,karena yang betul ialah ''zaman”.cuma kalau bilang zadul sepertinya lisan kurang enak.Agak gimana gitu.
Memang masyarakat kita,dibantu dengan media massa,piawai menyingkat gabungan kata atau mengakronimkanya.Di Detikcom saja,untuk menyingkat tim sukses,dibuat timses.Barangkali ini merujuk pada timsel untuk tim seleksi,timwas untuk tim pengawas.
Ada yurisprudensi juga rupanya dalam pembentukan kata baru dalam ranah literasi kita.
Heranya,tidak semua bentukan baru di sambut hangat para penutur.Ada yang baik,tapi kurang acap dipakai.Misalnya surat elektronik yang diakronimkan dengan
“surel”.Ini sebetulnya bagus karena berusaha mengindonesiakan e-mail.Benar,kan? Justru dengan menggunakan surel,kita mencoba menempatkan bahasa indonesia dalam makam yang pantas .Tetapi cuma sedikit yang menggunakannya. Semua kantor masih akrab dengan “e-mail” ketimbang “surel”. Cuma di kantor Bahasa Provinsi Lampung saja saya menemukan diksi surel itu.
Ya,bahasa memang luwes sekali.Begitu ada akronim yang enak didengar,gampak diucapkan,maka memasyarakatlah itu.Kita kini akrab dengan “
cekal” sebagai diksi sendiri,padahal berawal dari akronim cegah tangkal.Juga dengan rudal yang bentukan baru dari peluru kendali. Juga dunia seni akrab dengan “sendratari” yang dulunya akronim dari seni drama dan tari.Ah,biarlah. Toh semua untuk publik.Kalau ada yang pribadi,silahkan di-japrikan-kan saja.Wallahualam bissawab.

* Wartawan Lampung Post*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar