Sabtu, 26 Januari 2013

Musim Hujan

INI cerita yang saya ulang dari nasehat seorang penceramah dalam suatu kesempatan.Ada seorang ibu.Ia punya dua anak.Anak pertama pekerjaanya berjualan es.Anak kedua penghasilannya didapat dari menjual jas hujan.
Setiap musim kemarau,si ibu  tadi memikirkan anaknya yang berjualan jas.Ia berpikir alangkah kasihan anaknya itu.manakah ada dimusim kemarau orang mau membeli jas hujan.Sepanjang musim kemarau,hanya sedikit yang membeli jas hujan.Sebaliknya saat musim hujan,si ibu memikirkan anaknya yang berjualan es.Pikir si ibu,alangkah sedikit orang yang membeli es di musim hujan yang membuat cuaca sangat dingin.

Tiada satupun musim yang biasa disyukuri sang ibu.Mungkin itu sangking cintanya ibu kepada dua putranya.Padahal,ada yang menarik dari cerita dua musim dan dua anak tersebut.Andai si ibu mau membalik cara berpikirnya,hakulyakin hanya kesyukuran yang didapatkan.Misalnya,saat musim hujan.Mestinya ia mensyukuri musim itu.Sebab,di musim hujan ada banyak yang membutuhkan jas hujan.Anak si ibu yang menjual jas hujan sudah pasti mendapat keuntungan yang banyak.

Sebaliknya saat kemarau,si ibu bersyukur bahwa jajanan es anaknya banyak dibeli orang yang membeli es yang dijajakan sang putra.Dua musim,dua kesyukuran.Hanya dengan mengubah cara pandang,kesyukuran itu bisa kita rasakan.

Sekarang musim hujan.Ibu tadi sedang senang karena jas hujan anaknya banyak dibeli orang.Si ibupun bersyukur.Kita juga senantiasa bersyukur bahwa Allah masih memberikan musim hujan.Setidaknya buat saya dan jiran,musim hujan membuat air sumur di rumah-rumah warga melimpah.Tak perlu meminta air atau mengunjalnya dari rumah tetangga.itu juga bentuk kesyukuran.

Soal hujan yang tidak henti sejak pagi,itu hal yang memang sudah menjadi ketentuan-Nya.Kalau hendak kekantor dan hari masih hujan,belilah jas hujan yang dijual anak si ibu dalam cerita tadi.Setidanya itu membantu anak-beranak dalam melanjutkan kehidupannya.Selamat menikmati hujan. ####


Adian Saputra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar