Minggu, 30 Desember 2012

BUAH DARI KEDERMAWANAN


ABDULLAH bin Ja'far suatu hari berjala-jalan diperkebunan kurma milik tetangganya. Di sebuah kebun yang rindang,beliau melihat seorang budak yang tengah membawa makanannya masuk kedalam kebun. Dengan diam-diam Ibnu Ja'far membuntuti budak tersebut.Ternyata budak itu mendatangi seekor anjing kurus nan dekil dan memberinya makan dari seluruh jatah makanan yang disediakan tuannya untuknya. Maka terjadilah dialog antara Ibnu Ja'far dengan sang budak.
“Sejak kapan anda melakukan ini?”
“Semenjak anjing itu saya temukan ditengah-tengah kebun ini?”
“Mengapa anda melakukan ini?”
“Anjing ini bukan termasuk anjing penjaga kebun ini yang setiap hari memperoleh jatah makanan dari tuanku,dan saya kasihan melihat keadaannya.”
“Lantas apa yang biasanya anda makan bila selama ini jatah makanan anda berikan padanya?”
“Bila ada sedikit sisa dari makanan itu maka saya pakai untuk berbuka.Jika tiada sisa,maka saya menyerahkan urusan tersebut sepenuhnya kepada Allah.
Cerita budak tersebut sangat membekas di hati Ibnu Ja'far apalagi menurut keterangan sang budak ia melakukan perbuatan tersebut setiap hari. Maka sebagai penghormatan Ibnu Ja'far atas kedermawaan sang budak,beliau memutuskan untuk membeli kebun rindang tersebut beserta budak penunggunya yang tak lain adalah budak yang setiap hari memberi makan anjing. Ibnu Ja'far kemudian membebaskan budak tersebut dan menyerahkan kebun yang baru dibelinya kepadanya sebagai hadiah atas laku baiknya selama ini. Subhanallah...!!!###


## dari berbagai sumber ##

Rabu, 26 Desember 2012

Rabia'ah bin Ka'ab : Pelayan Setia Rasulullah


RABI'AH BIN KA'AB bercerita tentang riwayat hidupnya tentang Islam.Menurutnya,dalam usia muda,jiwanya sudah cemerlang dengan cahaya iman.Hati kecilnya sudah berisi pengertian dan pemahaman tentang Islam.”Pertama kalai aku berjumpa dengan Rasulullah,aku langsung jatuh cinta kepada beliau dengan seluruh jiwa ragaku.Aku sangat tertarik kepadanya,sehingga aku berpaling kepada beliau seorang dari yang lain,”ujarnya.
Pada suatu hari hati kecil Rabi'ah berkata,”Hai Rabi'ah Mengapa engkau tidak berusaha untuk berkhidmat menjadi pelayan Rasulullah? Cobalah usahakan.Jika beliau menyukaimu engkau pasti akan bahagia berada disamping beliau dalam mencintainya dan akan beroleh keuntungan di dunia dan akherat.”
Berkat desakan hati,ia segera mendatangi Rasullah dengan penuh harapan beliau menerimanya untuk berkhidmat kepadanya.Ternyata harapan Rabi'ah tidak sia-sia.Beliau menyukai dan menerima Rabi'ah menjadi pelayannya.Sejak hari itu ia senantiasa di samping beliau.Ia ikut kemana Rasul SAW pergi dan selalu siap dalam lingkungan tempat beliau berada.
Tengah malam Rasulullah bangun untuk shalat.Sering kali Rabi'ah mendengar beliau membaca surat Al-Fatihat.Beliau senantiasa berulang-ulang sejak dari pertengahan malam ke atas.sering pula Rabi'ah mendengar beliau membaca”Sami'allaahu liman hamidah.” Kadang-kadang beliau membacanya ulang dengan tempo yang lebih lama daripada jarak ulang membaca Alfatihah.
Sudah menjadi kebiasaan Rasulullah,jika seorang berbuat baik kepadanya,beliau lebih suka membalasnya dengan yang paling baik.Begitulah, beliau membalas pula pelayanan Rabi'ah kepadanya dengan yang paling baik.Pada suatu hari mbeliau memanggil seraya berkata,”Hai Rabi'ah bin Ka'ab! ” ”Saya,ya Rasulullah!”jawabnya sambil bersiap-siap menerima perintah beliau.”Katakanlah permintaanmu kepadaku,nanti kupenuhi,”kata beliau.
Rabi'ah diam seketika sambil berpikir.Sesudah Rabi'ah berkata,”Ya Rasulullah,berilah aku sedikit waktu untuk memikirkan apa sebaiknya yang akan kuminta.Setelah itu akan kuberitahukan kepada Anda.”Baiklah kalau begitu,”jawab Rasulullah.
Rabi'ah seorang pemuda miskin,tidak berkeluarga,tidak punya harta dan tidak punya rumah, tinggal di shuffatul masjid (emper masjid),bersama-sama dengan kawan senasib,yaitu orang-orang fakir kaum muslimin.Masyarakat menyebut kami”dhuful Islam”(tamu-tamu) Islam.
Bila seseorang memberi sedekah kepada Rasulullah,sedekah itu diberikan beliau kepada kami seluruhnya.Bila ada yang memberikan hadiah kepada beliau,diambilnya sedikit dan lebihnya diberikan beliau kepada kami,”ujarnya.
Nafsunya mendorong supaya Rabi'ah meminta kekayaan dunia kepada beliau,agar terbebas dari kefakran seperti orang-orang lain yang menjadi kaya,punya harta,istri,dan anak.Tetapi,hati kecilnya berkata,”Celaka engkau,hai Rabi'ah bin Ka,ab.Padahal,Rasulullah yang berada dekat Rabbnya, permintaannya tak pernah ditolak.Mintalah supaya beliau mendoakan kepada Allah kebajikan akhirat untukmu.”
Hati Rabi'ah mantap dan merasa lega dengan permintaan seperti itu.Kemudian aku datang kepada Rasulullah,lalu beliau bertanya,”Apa permintaanmu,wahai Rabia'ah?” Jawabku,”Ya Rasulullah!Aku memohon semoga Anda sudi mendoakan kepada Allah Taala agar aku teman Anda di surga.”
Agak lama juga Rasulullah terdiam.Sesudah itu barulah beliau berkata,”Apakah tidak ada lagi permintaanmu yang lain?” Jawabku,”Tidak,ya Rasulullah!Rasanya tidak ada lagi permintaan yang melebihi permintaan tersebut bagiku.”
“Kalau begitu bantulah saya dengan dirimu sendiri.Banyak-banyaklah kamu sujud,”kata Rasulullah. Sejak itu,Rabi'ah bersungguh-sungguh beribadah,agar mendapatkan keuntungan menemani Rasulullah di surga sebagaiman ke untungannya melayani beliau di dunia.Tidak berapa lama kemudian Rasulullah memanggil Rabi'ah,katanya,”Apakah engkau tidak hendak menikah,hai Rabi'ah?” Jawabnya,”Aku tidak ingin ada sesuatu yang menggangguku dalam berkhidmat kepada Anda,ya Rasulullah.Di samping itu,aku tidak mempunyai apa-apa untuk mahar kawin,dan untuk kelangsungan hidup atau tegaknya rumah tangga.
Rasulullah diam saja mendengar jawanbannya.Tidak lam kemudian beliau memanggilnya kali yang kedua.Kata beliau,”Apakah engkau tidak ingin menikah,ya Rabi'ah?” Rabi'ah menjawab seperti jawaban yang pertama.Tetapi setelah Rabi'ah duduk sendiri,Rabi'ah menyesal.Ia berkata kepada diri sendiri,”celaka engkau hai Rabi'ah! Mengapa engkau menjawab begitu? Bukankah Rasulullah lebih tahu apa yang baik bagimu mengenai agama maupun dunia,dan beliu lebih tahu daripada kamu tentang dirimu sendiri? Demi Allah jika Rasulullah memanggilku lagi dan bertanya maslah kawin,akan kujawab,ya.”
Memang tidak berapa lama kemudian Rasulullah menanyakan kembali,”Apakah engkau tidak hendak menikah,hai Rabi'ah?” Jawabnya,”tentu,ya Rasulullah! Tetapi,siapakah yang mau kawin denganku, keadaanku seperti yang Anda maklumi.” Kata Rasulullah,”Temuilah kulurga Fulan.Katakan kepada mereka Rasulullah menyuruh menyuruh kalian menikahkan anak perempuan kalian,si Fulanah dengan engkau.”
Dengan malu-malu Rabi'ah datang ke rumah mereka.Lalu kukatakan,”Rasulullah mengutusku ke sini,kalian mengawinkan denganku anak perempuan kalian si Fulanah.” Jawabku,”Ya,si Fulanah?” Kata mereka,”Marhaban,bi Rasulillah,wa marhaban bi rasuli Rasulillah!”(Selamat datang ya Rasulullah dan selamat datang utusan Rasulullah).Demi Allah! Utusan Rasulullah tidak boleh pulang,kecuali stelah hajatnya terpenuhi!” Lalu,mereka nikahkan aku dengan anak gadisnya.Sesudah itu aku datang menemui Rasulullah.Kataku,”Ya Rasulullah! Aku telah kembali dari rumah keluarga yang baik.Mereka mempercayaiku,menghormatiku,dan menikahkan anak gadisnya denganku.Tetapi,bagaiman aku harus membayar mahar mas kawinnya?”
Rasulullah memanggil Buraidah ibnu al-Kasib,seorang sayyid di antara beberapa sayyid dalam Bani Aslam.Kata beliau,”Hai,Buraidah! Kumpulkan emas seberat biji kurma,untuk Rabi'ah bin Ka'ab!” Mereka segera melaksanakan perintah Rasulullah tersebut.Emas sudah terkumpul,kemudian Rasulullah berkata,”Berikan emas ini kepada mereka.katakan,ini mahar kawin anak perempuan kalian.” Rabi'ah pergi mendapatkan mereka,lalu diberikanlah emas itu seagaiman dikatan Rasulullah.Mereka sangat senang dan berkata,”Bagus,banyak sekali!” ia lantas kembali menemui Rasulullah.Katanya,”belum pernah kutemui suatu kaum yang sebaik itu.Mereka senang sekali menerima emas yang aku berikan. Walaupun sedikit,mereka mengatakan,Bagus,banyak sekali!' Sekarang, bagaiman pula caranya aku mengadakan kenduri,sebagai pesta perkawinanku?Dari mana aku akan mendapatkan biaya,ya Rasulullah?”
Rasulullah berkapa kepada Buraidah,”Kumpulkan uang seharga seekor kibasy,beli kibasy yang besar dan gemuk!” Kemudian Rasulullah berkata kepada Rabi'ah,”Temui Aisyah Minta kepadanya gandum seberapa ada padanya.” Rabi'ah lantas datang menemui Aisyah Ummul Mukminin.Katanya,”Ya,Ummul Mukminin! Rasulullah menyuruhku minta gandum seberapa yang ada pada ibu.” Aisyah menggantangi gandum yang tersedia itu di rumahnya. “Inilah yang ada pada kami,hanya ada tujuh gantang.Demi Allah! Tidak ada lagi selain ini,bawalah!” Jawab Aisyah.
Rabi'ah pergi kerumah istrinya membawa kibasy dan gandum.Kata mereka,”Biarlah kami yang memasak gandum.Tetapi kibasy,sebaiknya Anda serahkan kepada kawan-kawan Anda memasaknya. Rabi'ah dan beberapa orang suku Aslam mengambil kibasy tersebut,lalu menyembelih dan mengulitinya,sesudah itu dimasak bersama-sama.Kini sudah tersedia roti dan daging untuk kenduri perkawinan Rabi'ah,beliau datang memenuhi undanganku.Alhamdulillah.
Kemudian,Rasulullah menghadiahkan sebidang kebun kepada rabi'ah berbatasan dengan kebun Abu Bakar Shidiq.Dunia kini memasuki kehidupan Rabi'ah.Shingga,ia sempat berselisih dengan sahabat senior Abu bakar Shidiq,mengenai sebatang pohon kurma.Menurut Rabi'ah kurma itu berada dalam kebunnya,jadi miliknya.Sementara kata Abu Bakar,tidak,kurma itu berada dalam kebun Abu Bakar dan menjadi miliknya.Rabi,ah tetap ngotot dan membantahnya,sehingga Abu Bakar mengucapkan kata-kata yang tak pantas didengar.Setelah Abu Bakar sadar atas keterlanjurannya mengucapkan kata-kata tersebut,ia menyesal dan berkata kepada Rabi'ah “Hai Rabi'ah! Ucapkan pula kata-kata seperti yang saya lontarkan kepadamu,sebagai hukuman (qishsh) bagiku!” Jawabku,”Tidak!Aku tidak akan mengucapkannya!” Kata Abu Bakar,”Saya adukan kamu kepada Rasulullah,kalau engkau tidak mau mengucapkannya!”Lalu dia pergi menemui Rasulullah.
Kaum Bani Aslam mencela sikap Rabi'ah.Kata mereka,”Bukankah dia yang memakimu terlebih dahulu?Kemudian dia pula yang mengadukanmu kepada Rasulullah?” Rabi'ah menjawab,”Celaka kalian!Tidak tahukah kalian siapa dia? Itulah”Ash-Shidiq”,sahabat terdekat Rasulullah dan orang tua kaum muslimin.Pergilah kalian segera sebelum dia melihat ramai-ramai disini.Aku khawatir kalau-kalau dia dia menyangka kalian hendak membantuku dalam masalah ini sehingga dia menjadi marah. Lau dalam kemarahanya dia datang mengadu kepada Rasulullah.Rasulullah pun akan marah karena kemarahan Abu Bakar.Karena kemarahan beliau berdua,Allah akan marah pula,akhirnya yang si Rabi'ah yang celaka?” Mendengar kata-kata Rabi'ah,merekapun pergi.Abu Bakar bertemu dengan Rasulullah,lalu diceritakannya kepada beliau apa yang terjadi antara Rabi'ah dengan Abu Bakar,sesuai dengan fakta.Rasulullah mengangkat kepala seraya berkata pada Rabi'ah,”Apa yang terjadi antaramu dengan Shidiq?”
“Ya Rasulullah! Beliau menghendakiku mengucapkan kata-kata makian kepadanya,seperti yang diucapkannya kepadaku.Tetapi,aku tidak mau mengatakannya,”jawab Rabi'ah. Kata Rasulullah,”Bagus!” jangan ucapkan kata-kata itu.Tetapi,katakanlah,”Ghaffarallahu li Abi Bakar (Semoaga Allah mengapuni Abu Bakar).Abu Bakar pergi dengan air mata berlinang,sambil berucap,” Jazaakallahu khairan,ya Rabi,ah bin Ka'ab.”(Semoga Allah membalas engkau dengan kebajikan, hai Rabi'ah bin Ka'ab).#


#dari berbagai sumber#

BULAN



MATAHARI boleh saja menyebut dirinya sebagai:Sang Surya.Tapi Bulanlah yang punya nama lebih dari satu.Ada bulan Purnama,Hilal,Bulan Separuh Semangka,Bulan Pisang,Bulan Sabit,Bulan Keemasan.Apalagi dengan makna yang tidak sebenarnya,tanggung bulan,datang bulan,atau bulan-bulanan.
Ketika aku pergi,ditengah padang rumput yang luas.Malam hari,di antara ribuan kelip di antariksa cahaya bulan pun menemani.Perasaan akan terasa damai bila diantara keremangan malam,kita tengah sendiri lalu menatap bulan.Ternyata kita tak sendiri ketika malam cahaya bulan senantiasa menemani.Bila mendung,bulan memang tak terlihat,tapi pantulan cahayanya menerobos diantara awan mendung.
Di malam hari bangunlah berwudlu dan tatapan ke angkasa raya.Di antara ribuan cahaya di jagat raya Anda akan melihat bulan.Pernahkah Anda bercakap-cakap dengan bulan.Dia teman curhat yang baik.Dan bulan saksi abadi bagi malam hari.
Salah satu ciri orang shalih adalah berteman dengan bulan.Dia akrab dengan malam,sayangnya malam dan siang kita temui setiap hari.Rutinitas ini menjadi hal yang biasa.Padahal malam adalah momentom sangat berharga bagi mereka yang menginginkan keridhaan Allah SWT.Dalam sebuah hadis diriwayatkan,”Sesungguhnya Rasulullah saw.membenci tidur sebelum Isya dan membeci obrolan setelah Isya.”(Muttafaqun Alaih).
Syeikh Nashirudidin al-Albani menjelaskan bahwa boleh seorang muslim tidak segera tidur setelah shalat Isya dengan catatan yang diobrolkan adalah hal-hal yang positif,seperti mengulang-ulang pelajaran,menceritakan orang-orang shalih.Menikmati bulan berteman dengan malam sungguh indah.Ketika semua ternyenyak,bangunlah dan tatap ke angkasa,Anda akan merasakan kekuatan Maha Dasyat yang meresapi dalam aliran darah dan menjadi energi di pagi hari.
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa ada di dalam surga dan dekat dengan air yang mengalir.Sambil mengambil apa yang diberi oleh Tuhan mereka.Sesungguhnya mereka sebelum ini di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik,Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam.Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah.”(Surah az-Zariat ayat 15-18).

Selasa, 25 Desember 2012

# SEBUNGKUS COKELAT #

TANGAN Jueni terus mengayunkan sabit,memotong ranting-ranting kering pohon kakao yang tumbuh merangas.Sengatan sinar matahari yang membakar kulit seakan tak dirasakan,saat ia menyibak dengan hati-hati buah yang bergelantungan.

Sembari memangkas,Jueni menghitung,ada lima buah.Pohon yang satu ini berbuah lumayan,pikirnya.Pohon-pohon kakao yang,hanya berbuah paling banyak tiga.
Sebelum beranjak dari tempat itu,Jueni memandangi lagi pohon-pohon kakao miliknya.

Sesampainya dirumah,Jueni menyisipkan sabit dibelakang rumahnya yang terbuat dari geribik bambu.Ia lalu ke sumur dan menimba air untuk membasuh muka dan tangan.Dibukanya pintu dapur,dan lansung menuju keruang tengah sekaligus ruang tamunya.Di sana,di amben bambu yang reot,anaknya laki-laki terbaring berselimutkan kain jarik.Ia raba dahi anaknya.Masih panas.
"Bapak?"kata anaknya sembari membuka mata saat merasakan tangan basah ayahnya di dahinya.
"Mulutku pahit,Pak,"kata anaknya menggigil.
Jueni lalu kedapur,ia ambil sesedok gula pasir dari stoples plastik.Lalu ia suapkan ke mulut anaknya.tanpa membuka mata,anaknya menjulurkan lidah untuk mengecap manisnya gula.
"Uhuk-uhuk....!! anaknya terbatuk saat butiran gula itu masuk ke tenggorokan.
"Pak,pengen makan cokelat,"kata anaknya.

Jueni terdiam.Di samping kepala anaknya,tampak pembungkus cokelat yang sudah tidak ada lagi isinya.Cokelat itu pemberian kawan anaknya yang sekolah di kelas 1 di SD Inpres.Di ambilnya pembungkus itu.lalu ia kegantungan baju.Dari saku baju itu,ia mengambil uang.Dia hitung ada Rp 4.000.Ia berpikir,apakah akan menunggu istrinya yang sedang menjual 2 kilo biji kakao.Namun,anaknya ia lihat terus menggigil dan mengecap-ngecapkan lidah karena kepahitan.Jueni tak tahan.
Dengan membawa pembungkus cokelat dan uang Rp4.000,ia lalu keluar.

Sesampainnya di minimarket,jueni langsung menyerahkan pembungkus itu ke pelayan yang ramah.Pelayan itu lalu mengambil cokelat yang sama dengan pembungkus itu.Di kasir,pelayan menghitung."Dua belas ribu,Pak,"kata pelayan itu.
Jueni terdiam.Uangnya tidak cukup membeli cokelat.Jueni mengusap matanya yang mulai basah oleh air mata.Ia lalu pulang tanpa membawa cokelat yang di inginkan anaknya.Petani cokelat ini,tak mampu membeli cokelat untuk anaknya yang sedang meriang.#

@#@#$#$@#@%#$%@

Senin, 24 Desember 2012

STANDING PARTY'

BEBERAPA kali mendatangi kenduri perkawian teman,ada yang menarik.Gedung mewah,undangan banyak,makanan berlimpah,dan sajian musik yang bagus.Sayang,tren sekarang "standing party" alias makan berdiri.Tak banyak kursi yang disediakan si empunya hajat.Saya maklum,sekarang zaman modern.

Pesta perkawinan di gedung banyak dikonsep standing party.Si empunya hajat sih via master ceremony sudah minta maaf kalau konsep ini menjadikan tetamu pada berdiri,
termasuk saat menegu minuman dan mengudap makanan.

Buat saya,standing party itu kurang menghargai tamu.Alangkah banyak orang tua yang datang dan terpaksa berdiri satu hingga tiga jam di acara yang berkonsep Barat itu. Kasihan mereka menahan beban tuh yang kian renta karena berdiri.Apa sih susahnya menyiapkan kursi yang refresentatif.Toh gedungnya maha luas.Jangan sampai karena ikut tren,tuan rumah tidak menghormati tamu.Tamu itu urgen dalam setiap kendurian.Bayangkan kalau satu orang pun tak ada yang mau datang.Sebuah pesta menjadi tidak berarti.Justru tetamu itulah yang membuat pesta berkesan.Saat menyalami mempelai mereka ikut mendoakan.

Sebuah pesta yang sakral semestinya dijaga juga upaya menghargai tamu,termasuk juga menyiapakan kursi yang banyak.Meski sudah diniatkan standing party,lihat saja alangkah banyak tamu yang makan tetap duduk.Entah disudut-sudut gang,anak tangga,bahkan di selasar gedung.Beberapa malah membawa makanan ke mobil dan motornya.Itu bukti satnding party itu tidak pas di Indonesia.

Apa sih susahnya menyiapkan kursi.Toh gedung mahal saja sanggup dibayar,masak sekedar kursi tak mau menyiapkan.Ini Indonesia,bukan negeri Paman Sam atau Eropa.
Jadi,pestanya juga disesuaikan dengan kultur masyarakat setempat.

Tamu yang datang memang sadar penuh bahwa wajib datangjib hukumnya datang jika diundang.Tapi tetamu juga wajib dimanusiakan,dihargai,dan diberikan kursi.Jadinya klop.
Tamu datang dengan ungkapan syukur,tuan rumah juga menjamu tetamu dengan pantas dan manusiawi. ###